Minggu, 19 Agustus 2012

Akulturasi,

Akulturasi budaya merupakan suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing

Dalam kajian keilmuan, Persib memiliki banyak sekali nilai sosial yang dapat diteliti dan dipelajari. Ini karena persib bagi para bobotoh tidak hanya berposisi sebagai tim idola, tetapi juga sudah membentuk suatu kultur tersendiri yang besar dan mengakar. Sehingga otomatis bidang keilmuan yang dapat diteliti dan dipelajari pun meluas.

Dalam cara pandang seorang sosiolog atau pengamat cultural studies pun otomatis Persib memberikan ruang yang cukup besar untuk dipelajari dan diteliti. Salah satunya mengenai perkembangan suporternya yang jumlahnya ratusan ribu, terbentang di seluruh penjuru dunia dengan latar belakang sosial budaya yang sangat beragam. Hal yang diangkat penulis kali ini akan membahas perkembangan “kultur kasual” yang akhir akhir ini menjadi trend di kalangan bobotoh.

Pembelajaran cultural studies sendiri hadir awalnya dari sebuah kajian akademis yang didasarkan teori kritis dan kritik sastra yang kemudian berkembang menjadi pembelajaran mengenai budaya pop, dinamika politik kontemporer, filsafat, teori media, dasar dasar sejarah, dll. yang disambungkan dengan keadaan kondisi masyarakat. Pendekatan penelitian dengan menggunakan cultural studies sangat tepat mempelajari latar belakang perkembangan kultur kasual di bandung dilihat dari sub-studi media, budaya pop dan kajian sejarahnya.
Kultur casual sendiri hadir dari perkembangan budaya inggris pada akhir tahun 1950-an hingga awal 1960-an. kultur yang memang lahir dari musik dan fashion anak muda inggris pada saat itu. Perkembangan kultur kasual sendiri dapat dengan mudah kita baca di berbagai artikel di internet untuk bahan referensi, namun yang menarik adalah adanya akulturasi budaya yang terjadi akibat pengkonsumsian kultur tersebut di kalangan bobotoh. Akulturasi sendiri memiliki banyak definisi, dari berbagai definisi tersebut, yang saya tangkap dan coba definisikan sendiri, akulturasi adalah sebuah proses yang terjadi karena adanya keterbukaan, kontak langsung atau tidak langsung, sebuah kelompok/individu pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang dilakukan melalui perantara berbagai macam media, baik konvensional atau modern.

Kultur kasual yang berkembang di inggris memberikan inspirasi bagi banyak kalangan muda di Indonesia, termasuk di Bandung yang hingga sekarang tercatat sebagai barometer musik Indonesia. Sejak tahun 1990-an, beberapa band asal kota Bandung sudah secara tidak langsung mendeklarasikan diri sebagai band beraliran “musik inggris” yang erat dengan kultur kasual masyarakat inggris. Tidak sedikit perkembangan band yang membawakan music-musik seperti dari Suede, Oasis, Lightning Seeds, Blur, Stone Roses, Pet Shop Boys, The Smiths, dan favorite saya Portishead.

Dengan fenomena besar yang terjadi ini, kemudian adaptasi dengan kultur sepakbola inggris pun seakan ada yang menjembatani, anak muda Bandung yang juga dikenal dengan kemampuan positif dalam eksplorasi gaya hidup dan budaya asingnya juga menjadi semakin terbuka dalam menerima informasi yang masuk melalui media-media yang beredar. Siapa yang tidak mengenal Oasis sebagai pendukung sejati manchaster city, atau Stone Roses, band favorite David Beckham yang juga dikenal sebagai band pendukung Manchester United.

Celah-celah seperti inilah yang kemudian mendasari pemikiran para anak muda Bandung untuk mengadaptasi dan menyesuaikan gaya hidup yang sama dengan anak muda Inggris. Perkembangan ini semakin semarak ditambah dengan salah satu stasiun televisi swasta lokal pada tahun akhir 1990-an hingga awal tahun 2000-an sering menyiarkan langsung sepakbola liga inggris.

Di Bandung bisa dibilang semua orang adalah bobotoh Persib, dengan cap seperti itu otomatis pelaku dan pecinta musik inggris tersebut secara sengaja ataupun tidak sengaja mengakulturasikan lifestyle yang mereka peroleh ke lingkup perbobotohan Persib. Gaya berpakaian yang bernuansa kasual pun menjadi hal yang lumrah terlihat di stadion. Ini kemudian menular pada individu bobotoh-bobotoh lain yang tertarik dan mencoba mengetahui dan mengenai budaya hasil asimilasi tersebut lebih lanjut. Tercatat beberapa individu/kelompok memulai budaya kasual di tribun stadion terlihat dari beberapa tahun kebelakang.

Jadi sebetulnya, satu kultur baru yang masuk ke suatu kelompok/individu utamanya hadir karena adanya kecanggihan teknologi dan media yang maju yang mengajarkan seseorang untuk berpikir lebih ilmiah dan objektif, dilengkapi dengan sikap si viewers yang mudah menerima hal-hal baru dan rasa toleran terhadap perubahan. Berbagai contoh dapat diberikan untuk membuktikan bahwa kebudayaan yang ada sekarang merupakan banyak yang hadir dari proses akulturasi, misalnya karya sastra, arsitektur rumah ibadah, tarian daerah, wayang, alat musik tradisional, dan masih banyak lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar